Rencana Pemulangan Post Partum (DISCHARGE PLANNING)

Rencana Pemulangan Post Partum (DISCHARGE PLANNING)

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Rencana Pemulangan Post Partum (DISCHARGE PLANNING) - ASKEP MATERNITAS. Posting ini kelanjutan dan tak terpisahkan dari posting sebelumnya ( Baca: Askep Hiperbilirubinemia Anak dan Asuhan Keperawatan Hiperbilirubinemia Anak )

I. Pendahuluan

Beberapa tahun terakhir ini sistem perawatan dan pengobatan telah berubah. Perawatan klien di rumah sakit saat ini diusahakan untuk mengurangi biaya perawatan dan memberi kesempatan pada pasien lain yang lebih membutuhkan. konsekuensinya, tim kesehatan harus membantu klien benar-benar memahami status kesehatannya dan harus mampu menyiapkan klien merawat dirinya sendiri di rumah atau di masyarakat.

Pendekatan perawatan klien selama post partum juga berubah. Klien tidak dianggap lagi orang sakit, tetapi dianggap suatu proses yang alami dan mereka dianggap sehat. Oleh karena itu klien harus secepatnya mobilisasi dan mandiri dalam merawat dirinya sendiri.

Waktu perawatan juga berubah, menjadi lebih singkat, bisa hanya 24 jam sampai 72 jam saja. Dalam waktu yang sesingkat mungkin, klien dan keluarganya harus dibekali pengetahuan, ketrampilan dan informasi tempat rujukan sehingga klien mampu merawat dirinya sendiri.

Perawatan yang diberikan merupakan usaha kolaborasi yang melibatkan ibu dan keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya, untuk mencapai kesehatan yang optimal. Untuk semua alasan di atas maka rencana pemulangan pasien post partum sangat penting karena :

  1. Memudahkan pemantauan kesehatan setelah pasien pulang ke rumah.
  2. Membuat pasien lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya.
  3. Berkurangnya biaya pengobatan dan perawatan, tempat tidur dapat diisi pasien lain
  4. Penggunaan rencana pemulangan tertulis sangat efektif untuk pedoman pengajaran dan evaluasi serta menjadi sumber pengetahuan ibu dan keluarga.

Bagi klien post partum, pemulihan kesehatan setelah melahirkan relatif singkat dan dianggap suatu proses sehat. Persepsi ini sering kali membuat tim kesehatan berpendapat bahwa ibu dan keluarga tidak mempunyai kebutuhan dan pelatihan yang khusus, ditambah lagi ada anggapan bahwa keluarga sedang berbahagia dan siap menerima bayinya.

Anggapan ini tentunya tidak benar karena setiap keluarga post pertum mempunyai kebutuhan dan masalah tertentu, ibu-ibu primipara bingung dalam merawat dan beradaptasi dengan bayi dan peran barunya, sedangkan ibu-ibu multipara mungkin bingung dengan masalah keuangan, anak-anak yang lain serta berhubungan dengan datangnya anggota baru.

Jadi pendekatan dan perhatian dan sikap tim kesehatan, harus sama dengan kedua kelompok ini. Pada masa perawatan post partum di rumah sakit inilah mereka menerima pengajaran dan bimbigan untuk mengantisipasi perubahan fisik dan suasana dalam keluarga di rumah nanti.

Karena kebanyakan ibu dirawat dalam waktu singkat, maka penting bagi perawat mempersiapkan klien secara sistematis. Seringkali digunakan paduan format-format. Sebelum ibu pulang sebaiknya rencana pemulangan sudah dipersiapkan dan perawat masih tetap menyediakan waktu untuk penguatan dan evaluasi pengetahuan, ketrampilan, dan kondisi mental seluruh keluarga.

Mengingat luasnya dan kompleksnya perawatan terhadap klien post partum, maka kelompok mambatasi permasalahannya tentang pendidikan kesehatan pada klien post partum.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya mengenai rencana pemulangan klien post partum, hal ini akan diuraikan dalam makalah.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Rencana Pemulangan

Rencana Pemulangan (RP) merupakan bagian pelayanan perawatan, yang bertujuan untuk memandirikan klien dan mempersiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional bayi bila pulang.

Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang adalah hari pertama masuk rumah sakit. Klien belum dapat dipulangkan sampai dia mampu melakukan apa yang diharapkan darinya ketika di rumah. Oleh karena itu Rencana Pemulangan harus didasarkan pada :

  1. Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan seberapa jauh tingkat ketergantungan pada orang lain
  2. Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau teman
  3. Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.

Beberapa hal yang perlu dikemukakan berkenaan dengan proses berencana untuk memulangkan klien adalah :

  1. Menentukan klien yang memerlukan rencana pulang.
  2. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang.
  3. Staf yang terlibat dalam rencana pulang.
  4. Cara yang digunakan dan evaluasi efektifitas dari rencana pulang.

Beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam membuat Rencana Pemulangan (RP) adalah :

  1. Berfokus pada klien. Nilai, keinginan dan kebutuhan klien merupakan hal penting dalam perencanaan. Klien dan keluarga harus berpartisipasi aktif dalam hal ini.
  2. Kebutuhan dasar klien pada waktu pulang harus diidentifikasi pada waktu masuk dan terus dipantau pada masa perawatan
  3. Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan implementasi dan evaluasi secara periodik.
  4. Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari berbagai disiplin ilmu.
  5. Klien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai rencana pemulangan.

Rencana penyuluhan didasarkan pada :

  1. Kebutuhan belajar orang tua.
  2. Prinsip belajar mengajar.
  3. Mengkaji tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.
    1. Metode belajar
    2. Kondisi fisik dan psikologis orang tua
  4. Latar belakang sosial budaya untuk proses belajar mengajar
    1. Tekankan bahwa merawat bayi bukan hanya kewajiban wanita
  5. Lamanya bayi dan ibu tinggal di rumah sakit
    1. “Early discharge” 6 - 8 jam I, dimana informasi penting harus diberikan serta follow up.

Cara-cara penyampaian Rencana Pemulangan adalah :

  1. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.
  2. Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
  3. Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis
  4. Motivasi klien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan perawatan dan pengobatan.
  5. Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim kesehatan.
  6. Berikan nama dan nomor telepon yang dapat klien hubungi.

Dasar-dasar rencana penyuluhan :

  1. Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 ° celsius)
    1. Membersihkan mata dari dalam ke luar
    2. Membersihkan kepala bayi (bayi masih berpakaian lalu keringkan)
    3. Buka pakaian bayi, beri sabun dan celupkan ke dalam air.
  2. Perawatan tali pusat / umbilikus
    1. Bersihkan dengan alkohol lalu kompres betadin
    2. Tali pusat akan tanggal pada hari 7 – 10
  3. Mengganti popok dan pakaian bayi
  4. Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak dengan sesuatu yang baru
  5. Cara-cara mengukur suhu
  6. Memberi minum
  7. Pola eliminasi
  8. Perawatan sirkumsisi
  9. Imunisasi
  10. Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya :
    1. Letargi ( bayi sulit dibangunkan )
    2. Demam ( suhu > 37 ° celsius)
    3. Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x)
    4. Diare ( lebih dari 3 x)
    5. Tidak ada nafsu makan.

Rencana pemulangan ditujukan pada :

IBU

Dalam rencana pemulangan yang perlu dianjurkan antara lain :

  1. Pernapasan dada
  2. Bentuk tubuh, lumbal,dan fungsi otot-otot panggul
  3. Latihan panggul, evaluasi, gambaran dan ukuran yang menyenangkan
  4. Latihan penguatan otot perut
  5. Posisi nyaman untuk istirahat
  6. Permudahan gerakan badan dari berdiri ke jalan
  7. Tehnik relaksasi
  8. Pencegahan; jangan mengangkat berat, melakukan sit up secara berlebihan.

Daftar kegiatan sangat membantu kondisi post partum kembali dalam keadaan sehat. Saat ibu kembali ke rumah, secara bertahap akan kembali melakukan aktivitas normal. Pekerjaan rumah akan membantu mencegah kekakuan otot-otot secara umum tetapi tidak akan melemahkan kekuatan otot (Blankfield, 1967).

Ketika membantu klien untuk memilih program latihan perawat seharusnya memperingatkan akan perubahan muskuloskeletal yang akan kembali normal pada 6 - 8 minggu (Danforth,1967).

Selama periode ini, ligamen-ligamen akan lunak dan saling terpisah oleh karena itu latihan-latihan memerlukan keregangan dan kekuatan otot-otot yang berlebihan seperti halnya aerobik, lari, dan lai-lain harus dihindari selama periode ini untuk mencegah ketegangan.

Aktifitas yang aman seperti berjalan, berenang dan bersepeda sangat dianjurkan. Seorang wanita dapat memulai latihan atau Yoga 2 minggu setelah melahirkan pervaginam atau 4 - 6 minggu setelah mengalami operasi caesar.

Secara ideal ini harus memiliki seorang instruktur yang berpengalaman yang bertanggung jawab selama melatih ibu post partum. Ibu biasanya mendapatlan kesulitan dalam mengatur waktu untuk latihan atau melakukan tehnik relaksasi di rumah.

Perawat harus membantu mendorong ibu untuk istirahat ketika bayi sedang tidur dan mencoba untuk tidak melakukan pekerjaan selama waktu itu.

Wanita biasanya kurang sabar dalam hal merawat tubuhnya . Perawat harus mengingatkan bahwa selama masa menyusui membutuhkan ekstra lemak dari tubuhnya, oleh karena itu nutrizi dan gizi yang baik sangat dibutuhkan. Perawat harus meyakinkan ibu bahwa waktu yang dibutuhkan seorang wanita untuk kembali pada tubuh yang normal setelah persalinan sangan bervariasi dan prosesnya dapat berlangsung 6 - 12 bulan.

Selama masa nifas ibu perlu memperhatikan :

  1. Pemenuhan rasa nyaman
    1. Hari I
      1. Perineum kompres dingin. Posisi terlentang, Sim, telungkup; semua dengan bantal yang menyokong kepala, kedua lutut dan pelvis hanya untuk prone (telungkup)
    2. Hari II
      1. Gunakan BH yang menyangga, lakukan rendam hangat (daerah perineum), lanjutkan latihan Kegel, posisi berbaring atau telungkup (2x sehari selama 30 - 60 menit), ambulansi.
  2. Pernapasan
    1. Latihan Hari I Permulaan
      1. Pernafasan ke arah dada dan toraks
    2. Hari II tambahan
      1. Pengembalian posisi pelvis :
        1. Pengerutan dasar pelvis 1-3-5 detik 5 kali / jam
        2. Pengerutan abdomen 5 - 10 detik 5 kali / 2 x sehari
        3. Pergerutan abdomen dan dasar pelvis 3-5-10 detik 5 x / 2x sehari
        4. Pengerutan abdominal,dasar panggul dan bokong 3 - 5- 10 detik 5 x /2x sehari
      2. Ekstremitas bagian bawah
        1. Menutup dan membuka lutut 10 x / jam
        2. Memutar lutut 10 x / jam
        3. Mengaktifkan quatriseps 5 - 10 detik, 10 x / jam
      3. Abdominal / pelvis
        1. Mengkaji dasar pelvis 1x tiap hari
        2. Mengangkat pinggul 5 detik , 5 x / 2x sehari
        3. Gerakan bersepeda dengan terus-menerus terlentang 5x / 2x sehari
        4. Mengangkat bokong 5 detik, 5 x /2 x sehari
        5. Mengangkat kepala 5 detik, 5 x / 2x sehari

Instruksi masa nifas adalah :

  1. Bekerja
    Ibu seharusnya menghindari kerja berat (misalnya mengangkat / membawa beban) pada 3 minggu pertama. Pada ibu-ibu yang mempunyai pengertian berbeda tengan kerja berat dapat mendiskusikan dengan ibu-ibu yang lain. Perawat dapat membantu mengidentifikasikan pengertian dari kerja berat.
    Biasanya dianjurkan tidak bekerja selama 3 minggu ( lebih baik 6 minggu), bukan saja untuk kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kesempatan lebih dekat dengan bayinya.
  2. Istirahat
    Ibu sebaiknya mengusahakan bisa tidur siang dan tidur malam yang cukup. Ibu biasanya tidur siang selagi bayi tidur dan minta suami/keluarga menggantikan tugas-tugas yang ada. Mintalah keluarga / suami untuk membantu tugas-tugas rumah tangga.
  3. Kegiatan / aktifitas / latihan
    Pada minggu pertama ibu seharusnya memulai latihan berjalan setahap demi setahap.
    Pada minggu ke dua, jika lokea normal dapat memulai latihan aktifitas lain yang akan direncanakan seperti mencuci popok setiap hari walaupun dengan memakai mesin cuci, naik turun tangga untuk melihat bayinya atau berada setiap saat disamping bayinya. Ibu seharusnya melanjutkan senam nifas di rumah seperti halnya sit up dan mengangkat kaki.
  4. Kebersihan
    Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
  5. Coitus
    Coitus lebih segera setelah lokea menjadi alba dan bila ada episiotomi sudah membaik / sembuh ( minggu 3 setelah persalinan)
    Sel-sel vagina mungkin tidak setebal sebelumnya karena keseimbangan hormon prepregnansi belum kembali secara lengkap. Gunakan kontrasepsi busa atau jeli akan membantu kenyamanan dan pengaturan posisi yang bisa mengurangi penekanan atau dispariunia.
  6. Kontrasepsi
    Jika ibu menginginkan memakai IUD, dapat dipasang segera setelah persalinan atau chekup post partum yang pertama. Jenis kontrasepsi yang memakai diafragma harus pada minggu ke 6 , kontrasepsi oral dimulai antara 2 -3 minggu post partum sampai kembali pada chekup berikutnya. Ibu dan pasangannya dapat menggunakan kombinasi antara jelly yang mengandung spermatid dengan kondom lebih dapat mencegah pembuahan. Konsultasi dalam memilih alat kontrasepsi harus kepada tenaga kesehatan yang berkopeten untuk mencegah kesalahan informasi.
BAYI

Pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan kebutuhan bayi (seperti rangsangan, latihan, dan kotak sosial) selalu menjadi tanggung jawab orang tua dalam memenuhinya dengan mengikuti aturan dan gambaran yang diberikan selama perencanaan pulang.

Yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Temperatur / suhu
    1. Sebab-sebab penurunan suhu tubuh
    2. Catat gejala-gejala yang timbul seperti kelemahan, bersin, batuk dll.
    3. Cara-cara mengurangi / menurunkan suhu tubuh seperti kompres dingin, mencegah bayi terkena sinar matahari terlalu lama, dan lain-lain
    4. Gunakan lampu penghangat / selimut tambahan
    5. Ukur suhu tubuh
  2. Pernapasan
    1. Perubahan frekwensi dan irama napas
    2. Refleks-refleks seperti; bersin, batuk.
    3. Pencegahan terhadap asap rokok, infeksi orang terkena infeksi saluran napas
    4. Gejala-gejala pnemonia aspirasi
  3. Eliminasi
    1. Perubahan warna dan kosistensi feses
    2. Perubahan warna urin
  4. Keamanan
    1. Mencegah bayi dari trauma seperti; kejatuhan benda tajam (pisau, gunting) yang mudah dijangkau oleh bayi / balita.
    2. Mencegah benda panas, listrik, dan lainnya
    3. Menjaga keamanan bayi selama perjalanan dengan menggunakan mobil atau sarana lainnya.
    4. Pengawasan yang ketat terhadap bayi oleh saudara - saudaranya.

Posting ini berlanjut dan tak terpisahkan dengan posting Adaptasi Fisiologis pada Masa Post Partum / Nifas

Semoga ada manfaatnya...

Popular Search


FacebookTweetWhatsApp
◄Newer PostHomeOlder Post►
Δ